pupuk bokashi
Bokashi adalah pupuk kompos
yang dihasilkan dari proses fermentasi atau peragian bahan organik dengan
teknologi EM4 (Effective Microorganisms 4). Keunggulan penggunaan teknologi EM4
adalah pupuk organik (kompos) dapat dihasilkan dalam waktu yang relatif singkat
dibandingkan dengan cara konvensional. Pupuk Bokashi merupakan pupuk yang dapat
memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Secara biologis, pupuk ini
dapat mengaktifkan mikroorganisme tanah yang berperan dalam transformasi unsur
sehingga dapat meningkatkan ketersediaan hara tanaman.
Pupuk bokashi Bokashi
dipopulerkan pertama kali di Jepang sebagai pupuk organik yang bisa dibuat
dengan cepat dan efektif. Terminologi bokashi diambil dari istilah bahasa
Jepang yang artinya perubahan secara bertahap. Sedangkan EM4 merupakan jenis
mikroorganisme dekomposer untuk membuat pupuk bokashi. EM4 dipopulerkan oleh
Prof. Dr. Teruo Higa dari Jepang. Para petani di Jepang telah menggunakan pupuk
Bokashi sejak tahun 80-an. Petani di negeri sakura memilih bokashi untuk lahan
pertaniannya dikarenakan bokashi dapat memperbaiki struktur tanah yang sebagian
besar telah menjadi keras akibat penggunaan pupuk kimia terus-menerus. Selain
itu bokashi juga terbukti meningkatkan kesuburan serta produktifitas tanaman
meski efek ini baru dapat dirasakan setelah bertahun-tahun penggunaan. Hal
tersebut sangat wajar karena pupuk alami semacam bokashi biasanya memang
mengandung unsur hara dalam dosis kecil, namun lengkap unsur makro dan
mikronya.
2.2 Cara
Pembuatan Pupuk Bokashi
Bahan untuk pembuatan
bokashi dapat diperoleh dengan mudah di sekitar lahan pertanian, seperti
jerami, rumput, tanaman kacangan, sekam, pupuk kandang atau serbuk gergajian.
baik yang sudah kering ataupun masih basah (segar). Namun bahan yang paling
baik digunakan sebagai bahan pembuatan bokashi adalah dedak karena mengandung
zat gizi yang sangat baik untuk mikroorganisme.
Prinsip pembuatan bokashi
sama dengan kompos yang proses pembuatannya melalui fermentasi bahan organik
dan EM. Namun proses pembuatan pupuk bokashi relatif lebih cepat dari
pengomposan konvensional. Bokashi sudah siap dijadikan pupuk dalam tempo 1-14
hari sejak dibuat, tergantung dari bahan baku dan metode yang digunakan. Semua
bahan organik yang akan difermentasi oleh mikroorganisme fermentasi dalam
kondisi semi anaerobik pada suhu 40-50 0C. Membuat bokashi sangat
mudah, bisa dilakukan dalam skala rumah tangga maupun skala pertanian yang
lebih besar.
Selain penyediaan bahan
baku, hal diperlukan untuk membuat pupuk bokashi adalah menyiapkan
mikroorganisme dekomposernya. Salah satu dekomposer bokashi yang paling populer
adalah EM4. Larutan EM4 terdiri dari mikroorganisme yang diisolasi secara
khusus untuk menguraikan sampah organik dengan cepat. Mikroorganisme yang
terkandung dalam EM4 terdiri dari bakteri fotosintesis, bakteri asam laktat
(Lactobacillus sp), Actinomycetes dan ragi. EM4 dijual dipasaran dalam bentuk
cairan kental yang telah dikemas dalam berbagai ukuran. Untuk membuat
dekomposer bokashi, kita cukup mengencerkan cairan tersebut dan mencampurkannya
dengan bahan baku bokashi.
Selain cara manual ada cara
tambahan yang dapat dilakukan untuk mempercepat terjadinya pelapukan bahan
organik yaitu pengaturan kondisi iklim mikro seperti suhu dan kelembapan
sehingga sesuai untuk pertumbuhan mikroorganisme pengurai seperti penambahan
atau pemberian mikroorganisme pengurai sebagai starter atau aktivator. Salah
satunya adalah dengan penambahan jamur Trichoderma
sp.
Berdasarkan jenis bahan baku
dan proses pembuatannya, pupuk bokashi dibedakan menjadi :
a. Bokashi
Jerami
bokashi jerami yaitu pupuk
bokashi yang berbahan baku jerami. Cara pembuatan pupuk bokashi jerami ini
adalah sebagai berikut :
1. penyiapan bahan
a.
Jerami sebanyak
10 kg (bisa juga rumput atau tanaman kacangan) yang telah dipotong-potong
sehingga jerami berukuran panjang sekitar 5-10 cm.
b.
Dedak sebanyak
0,5 kg dan sekam sebanyak 10 kg.
c.
EM4 sebanyak dua
sendok makan (10 ml).
d.
Molases atau
gula sebanyak dua sendok makan (10 ml) dan air secukupnya
2. proses
pembuatan
a.
Pertama-tama
dibuat larutan dari EM4, molasses/ gula dan air dengan perbandingan 1 ml : 1 ml
:1 liter air.
b.
Bahan jerami,
sekam dan dedak dicampur merata di atas lantai yang kering.
c.
Selanjutnya
bahan disiram larutan EM4 secara perlahan dan bertahap sehingga terbentuk
adonan. Adonan yang terbentuk jika dikepal dengan tangan, maka tidak ada air
yang keluar dari adonan. Begitu juga bila kepalan dilepaskan maka adonan kembali
mengembang (kandungan air sekitar 30%).
e.
Adonan
selanjutnya dibuat menjadi sebuah gundukan setinggi 15-20 cm. Gundukan
selanjutnya ditutup dengan karung goni selama 3-4 hari. Selama dalam proses,
suhu bahan dipertahankan antara 40-50 o C. Jika suhu bahan melebihi 50 o C,
maka karung penutup dibuka dan bahan adonan dibolak-balik dan selanjutnya
gundukan ditutup kembali.
f.
Setelah empat
hari karung goni dapat dibuka. Pembuatan bokashi dikatakan berhasil jika bahan
bokashi terfermentasi dengan baik. Ciri-cirinya adalah bokashi akan ditumbuhi
oleh jamur yang berwarna putih dan aromanya sedap. Sedangkan jika dihasilkan
bokashi yang berbau busuk, maka pembuatan bokashi gagal.
Bokashi yang sudah
jadi sebaiknya langsung digunakan. Jika bokashi ingin disimpan terlebih dahulu,
maka bokashi harus dikeringkan terlebih dahulu dengan cara mengangin-anginkan
di atas lantai hingga kering. Setelah kering bokashi dapat dikemas di dalam
kantung plastik.
Manfaat Penggunaan Pupuk Bokashi Pada Tanaman
Dengan menggunakan pupuk bokashi (yang mengandung EM),
beberapa keuntungan yang dapat diperoleh oleh tanaman, diantaranya :
1.
Memperbaiki dan
mempercepat perkecambahan bunga, buah, dan kematangan hasil tanaman;
2.
Memperbaiki
lingkungan fisik, kimia, dan biologi tanah;
3.
Menekan
pertumbuhan hama dan penyakit dalam tanah;
4.
Meningkatkan
kapasitas fotosintesis tanaman-menjamin perkecambahan dan pertumbuhan tanaman
yang lebih baik;
5.
Meningkatkan
manfaat bahan organik sebagai pupuk;
6.
Meningkatkan
ketersediaan unsur hara, serta menekan aktivitas hama dan mikroorganisme pathogen;
7.
Meningkatkan dan
menjaga kestabilan produksi tanaman;
Selain keuntungan di atas, ada beberapa keuntungan
yang lain yang dapat diperoleh antara lain :
1.
Biaya lebih
murah dibandingkan dengan pupuk anorganik;
2.
Bokashi mampu
mengurai residu pupuk anorganik yang telah jenuh dan tidak bisa di netralisir
oleh tanah;
3.
Kuaalitas hasil
produksi akan lebih baik;
4.
Kapasitas hasil
produksi meningkat;
5.
Kontinyuitas
hasil akan bertahan;
6.
Tanaman tidak
mudah roboh karena ketersediaan unsur yang berfungsi sebagai pengokoh batang (
misalnya unsur K dan Ca) tersedia dalam jumlah yang cukup;
7.
Hasil yang
diolah jadi makanan yang sehat, tanpa resiko efek samping;
Penjualan hasil
produksi pertanian di pasar internasional ke depan sangat mendukung dan cerah
karena hasil produksi bebas pestisida dan kimia lain.
Komentar
Posting Komentar